Sebentar lagi, umat Islam di seluruh dunia, akan merayakan Idul Adha, atau yang banyak orang juga menyebut sebagai Hari Raya Kurban.
Menurut Kyai Ahmad Bahruddin, S.Pd.I., M.Pd., Hari Raya Kurban ini “mengadopsi” dari syariat yang dijalankan oleh Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam.
“Ibadah kurban ini mengadopsi ibadah (yang pernah dilakukan) Nabi Ibrahim,” terangnya dalam “Siraman Islami Sejuta Ulama” yang digelar Gayaku TV (Graha Gayaku Grup) pada Jum’at (9/7/2021) lalu.
Pengasuh Pondok Pesantren Tasywiqul Furqon, Kudus ini mengemukakan, kurban adalah ibadah yang sangat luar biasa. Pertama, wujud ketaatan diri kepada Sang Pencipta, yang berimplikasi kepada masyarakat luas. “Kurban ini wujud ketaatan diri, yang berdampak (bermanfaat) bagi orang lain,” ujarnya.
Kedua, membangun hubungan antar sesama menjadi lebih baik. Ini bisa dilihat, antara lain, proses penyembelihan hewan kurban yang harus dilakukan dengan gotong royong, sampai dengan pembagian daging kurban.
“Namun karena ini situasi pandemi, maka pelaksanaan kurban tentu harus memperhatikan himbauan pemerintah,” ungkap Kyai Ahmad Bahruddin yang juga staf pengajar MTs NU Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus dan Dosen di PGSD Universitas Muria Kudus ini.
Selain dua hal di atas, ibadah kurban, lanjut Kyai Ahmad Bahruddin menambahkan, juga memiliki pesan dan peran penting dalam memupuk rasa empati.
(Dikutip dari http://gayakumedia.com/)