Oleh: Muhammad Dliyaul Kamil
Al-Quran merupakan mukjizat Nabi Muhammad yang paling besar di antara mukjizat-mukjizat Nabi Muhammad yang lain.
Di antara kemukjizatan Al-Quran yang telah diakui, ialah keaslian teks-teks yang terdapat di dalamnya.
Bagi umat Islam, Al-Quran adalah pedoman yang utama dalam menjalani kehidupan ini.
Karenanya, di dalamnya terkandung banyak sekali aturan-aturan berkehidupan, baik kepada Allah, keluarga, dan bermasyarakat.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menurunkan Al-Quran (baca: wahyu) dari lauh al-makhfudz secara keseluruhan ke langit dunia (al-samaa al-dunya) yang disebut dengan bait al-Izzah pada lailatul qadar.
Lalilatul qadar ini merupakan satu malam dalam Ramadan, yang mana dikatakan bahwa ibadah di malam tersebut, nilainya lebih baik daripada beribadah seribu bulan.
Disebutkan dalam Surat Al-Qadr ayat 3:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ
Artinya: Lailatul aadar itu lebih baik daripada seribu bulan.
Setelah Allah menurunkan Al-Quran ke bait al-izzah, kemudian Allah menurunkannya kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
Melalui perantara malaikat Jibril, Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan Al-Qur’an dari bait al-izzah kepada Nabi Muhammad secara berangsur-angsur selama 23 tahun.
Dalam sejarahnya, al-Quran (wahyu) diturunkan kepada Nabi Muhammad pada 17 Ramadan 610 M, saat Nabi berusia 40 tahun.
Sebagaimana yang dikisahkan dalam Sahih Bukhari dan diriwayatkan oleh Siti ‘Aisyah radhiallahu anha.
Waktu itu Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam didatangi oleh malaikat Jibril di Goa Hira, sambil menyampaikan wahyu yang pertama, yakni surat Al-‘Alaq ayat 1-5.
Dengan datangnya wahyu pertama ini, sekaligus sebagai penanda bahwa Nbi Muhammad telah diangkat sebagai Nabi akhir zaman.
Dikarenakan turunnya wahyu pertama ini pada 17 Ramadan, sehingga setiap 17 Ramadan diperingati sebagai Nuzulul Quran oleh umat Islam.
Namun apakah hanya Al-Quran saja yang diturunkan pada momentum Ramadan?
Menurut kitab Tafsir Ibnu katsir karya Imam Ismail bin Umar bin Katsir al-Qursyi, disebutkan bahwa kitab-kitab samawi yang diturunkan kepada para rasul-rasul terdahulu, juga diturunkan pada saat Ramadan.
Menurut hadis yang dirangkum oleh Imam Ahmad bin Hambal dalam Al-Musnad, dijelaskan, bahwa shuhuf Ibrahim diturunkan pada awal Ramadan.
Kemudian, kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa Alaihissalam pada 6 Ramadan, Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa Alaihissalam pada 13 Ramadan. Adapun Kitab Zabur, diturunkan kepada Nabi Dawud pada malam 12 ramadan.
Menurut hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Jabir bin Abdillah, semua Kitab samawi yang Allah turunkan kepada para rasulnya, dalam bentuk satu kitab utuh kecuali Al-Quran.
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam secara berangsur-angsur. Tujuannya, agar Nbi Muhammad dapat menyampaikan ajaran Islam di dalam Al-Quran secara bertahap.
Dengan turunnya kitab-kitab suci pada saat Ramadan, semakin menegaskan kemuliaan bulan ini disbanding bulan-bulan lainnya.
Untuk itu, semestinya kita umat Islam senantiasa bersyukur atas nikmat bisa beribadah saat Ramadan, dan mesti mengisinya dengan kebaikan-kebaikan dan ibadah lain di bulan suci ini.
Muhammad Dliyaul Kamil, santri Pondok Pesantren Tasywiqul Furqon, Kajeksan, Kota, Kudus.