Oleh: Ahmad Fahri Alfa Zaen
PUASA adalah rukun Islam keempat. Sebagai manusia beriman, kita wajib menjalankanya.
Sains adalah ilmu pengetahuan yang mencakup tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan alam semesta dan inti dari semesta itu sendiri.
Generasi milenial selalu mengedepankan akal sehatnya, mereka selalu bertanya: apa, mengapa dan bagaimana? Berpikir kritis berdasarkan ilmu agama dan pengetahuan, membuat kita kuat dalam meyakini keimanan kita.
Puasa sendiri merupakan sebuah kebutuhan manusia, jika dilihat dari sudut pandang ilmu sains.
Mengapa puasa bisa disebut sebagai kebutuhan bagi manusia?
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Berpuasalah niscaya kalian akan sehat.” (HR At-Tabrani dalam Mu’jam Al-Awsath)
Nah, berikut manfaat berpuasa dari sudut pandang sains:
- Puasa dapat meningkatkan hormon pertumbuhan.
- Puasa dapat mencegah berbagai macam penyakit kronis seperti kanker dan penyakit hati.
- Puasa juga dapat membantu mengendalikan penyakit yang diderita oleh manusia, mulai dari masa Nabi Adam sampai pada hari pembalasan (yaumul qiyamah). Penyakit yang dimaksud tak lain adalah nasfu.
- Puasa dapat meningkatkan neurotropik yang diturunkan dari otak, yang membantu tubuh untuk memproduksi lebih banyak sel otak, dan pada akhirnya dapat meningkatkan fungsi otak.
Penurunan jumlah hormon kortiso pada saat berpuasa, yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal, dapat membuat seseorang menurunkan tingkat stres.
Sekali lagi, generasi milenial selalu saja mengedepankan akalnya melalui pertanyaan-pertanyaan: apa, mengapa dan bagaimana itu.
Maka. berfikir kritis berdasarkan ilmu agama dan pengetahuan, tentu akan membuat keimanan menjadi lebih kuat, lantaran antara hati, logika dan perbuatan sejalan.
Oleh karena itu, adalah sangat biasa (lazim) seorang santri di pondok pesantren, dianjurkan untuk berpuasa Senin dan Kamis serta puasa sunnah lainnya di luar puasa wajib yang harus dijalankan; Ramadan.
Akhirnya, marilah kita laksanakan puasa Ramadan dan puasa sunah dengan penuh keikhlasan. Jika ingin hidup sehat dan jauh dari penyakit, maka rajin berpuasa! (*)
Ahmad Fahri Alfa Zaen,
Penulis adalah santri Pondok Pesantren Tasywiquth Thullab Salafiyah Kajeksan, Kota, Kudus