Upacara bendera dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun ke-75 Indonesia di Pondok Tasywiqul Furqon Kudus dilaksanakan di halaman pondok pada tanggal 17 Agustus 2020. Sekilas, upacara yang diselenggarakan di Pondok Tasywiqul Furqon tak jauh berbeda dengan upacara-upacara pada umumnya. Namun, pakaian peserta sekaligus petugas upacara tersebut tidak seperti biasanya. Pakaian yang dikenakan adalah ala santri, yakni bersarung, baju koko, dan berpeci.
Upacara yang digelar di halaman pondok Tasywiqul Furqon, tepatnya di Desa Kajeksan RT 02 RW 02 Kecamatan Kota Kabupaten Kudus ini berlangsung khidmat. Seluruh santri dan para ustaz sekaligus pengasuh pondok Tasywiqul Furqon mengikuti upacara peringatan kemerdekaan Indonesia tersebut.
“Kemerdekaan ini adalah hasil perjuangan para pendahulu kita (khususnya para ulama dan santri) yang harus selalu dijaga,” tutur K. A. Bahruddin sekaligus pengasuh Pondok tersebut. Terselenggaranya upacara ini adalah sebagai bukti bahwa santri ikut menjaga kemerdekaan dan mencintai bangsa ini, lanjut beliau.
Petugas dalam upacara tersebut juga diambilkan dari para santri Pondok Tasywiqul Furqon yang sudah dilatih beberapa minggu yang lalu. Muhammad Farih Al Asdiqo, Muhammad Shulha Ulin Nuha, dan Muhammad Ashfa Hana sebagai pengibar bendera, Adam Burhan sebagai pemimpin upacara, Muhammad Aufal Hana dan Muhammad Naufal Aakif sebagai pemimpin pleton, Muhammad Naufal Febriansyah sebagai protokol, M. Dliyaul Kamil sebagai pembaca naskah pembukaan UUD 1945, Nailul Fachri Assiddiq sebagai Dirijen, dan Nico Arkhananta sebagai pembawa naskah proklamasi dan pancasila. Semangat para petugas untuk berlatih sangat tinggi sehingga pada hari-H upacara bendera dalam rangka peringatan HUT ke-75 Indonesia berlangsung khidmat dan lancar.
“Diselenggarakannya upacara di pondok pesantren Tasywiqul Furqon bertujuan untuk menumbuhkan jiwa patriotrik pada diri santri. Santri adalah bagian garda depan perjuangan kemerdekaan bangsa ini. Sehingga sudah sepatutnya para santri juga harus benar-benar menjadi garda depan menjaga kemerdekaan. Sudah saatnya para santri untuk mengisi hasil kemerdekaan dengan ikut membangun negeri,” tutur K. A. Bahruddin.
“Sebagai santri, menjaga dan mencintai bangsa ini adalah dengan tekun mengaji dan belajar, sehingga kelak benar-benar bisa bermanfaat bagi bangsa,” tutup beliau